kau lukiskan luka dalam hatiku
diatas puing reruntuhan cintaku
kau tersenyum laksana raja
lalu kau menangis laksana rakyat
jelata
kadang kau diam seribu bahasa
mematuk membeku tanpa suara
kau ciptakan api yang membara
guna membakar rasa cinta
tapi apalah guna
hati telah membeku tanpa rasa
kau padamkan lilin saat malam tiba
namun rembulan datang menghampiri
kau taburkan garam dalam segelas kopi
namun kata maaf selalu di beri
dulu racunpun kan diminum
namun sekarang
madu yang kau beri lebih dari racun
kau yang mulai kau pula yang harus akhiri
Posting Komentar